Baca Selanjutnya...
Minggu, 21 November 2010
jangan buang oli bekas sembarangan
Perawatan mesin mobil salah satunya ditentukan oleh penggantian oli secara rutin. Kuras oli yang lama dan isi dengan oli yang baru, sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pengerjaannya begitu simple, sehingga banyak pengendara yang hobi utak-atik mobil kadang-kadang melakukannya sendiri di rumah.
Memang hanya dibutuhkan beberapa kunci untuk membuka-tutup baut, dan wadah untuk menampung saat oli bekas dikeluarkan. Tetapi, mengerjakan hal sederhana ini tetap butuh kehati-hatian. Masih banyak pengendara, apalagi masyarakat umum yang tidak mengetahui bahayanya oli bekas jika dibuang secara sembarangan, entah dituang ke tanah, sungai, got, atau mungkin di tempat pembakaran sampah. Tindakan ini sangat tidak ramah lingkungan.
Oli mengandung bahan-bahan kimia, di antaranya hydro karbon dan sulfur. Karena bekerja melumasi logam-logam, oli bekas juga mengandung sisa bahan bakar, tembaga, besi, alumunium, magnesium dan nikel. Jika oli bekas dibuang begitu saja, maka kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya, akan melekat ke dalam tanah atau bercampur dengan air, lalu akan diserap oleh tumbuhan atau hewan yang memakan tumbuhan tersebut. Yang pasti, kandungan ini akan membuat kehidupan mereka terganggu, termasuk kita-kita bila kebetulan mengkonsumsi tumbuhan atau hewan yang sebelumnya mengkonsumsi zat-zat tersebut.
Membakar oli bekas pun tidak direkomendasikan. Karena membakar oli akan membuat polutan di udara semakin banyak, yang secara tidak langsung akan memberi efek buruk pada kesehatan kita. Efek jangka pendeknya adalah iritasi pada mata, kulit bahkan sesak nafas. Efek jangka panjangnya jika terkena terus menerus bisa mempengaruhi kesehatan otak, sistem reproduksi hingga mengakibatkan kanker.
Sebaiknya, tampunglah oli-oli bekas tersebut di wadah yang kosong. Lalu, coba cari informasi bengkel yang tahu tempat-tempat menampung oli bekas, sehingga kita tidak membuang langsung oli bekas tersebut. Atau, jika bertemu dengan petugas pengumpul sampah, minimal sampaikan kepadanya untuk membawa oli bekas itu dan sebutkan bahayanya jika membuang sembarangan. Kadangkala petugas pengumpul sampah malah tahu tempat penampungan oli-oli bekas. (astraworld/MLA)
Memang hanya dibutuhkan beberapa kunci untuk membuka-tutup baut, dan wadah untuk menampung saat oli bekas dikeluarkan. Tetapi, mengerjakan hal sederhana ini tetap butuh kehati-hatian. Masih banyak pengendara, apalagi masyarakat umum yang tidak mengetahui bahayanya oli bekas jika dibuang secara sembarangan, entah dituang ke tanah, sungai, got, atau mungkin di tempat pembakaran sampah. Tindakan ini sangat tidak ramah lingkungan.
Oli mengandung bahan-bahan kimia, di antaranya hydro karbon dan sulfur. Karena bekerja melumasi logam-logam, oli bekas juga mengandung sisa bahan bakar, tembaga, besi, alumunium, magnesium dan nikel. Jika oli bekas dibuang begitu saja, maka kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya, akan melekat ke dalam tanah atau bercampur dengan air, lalu akan diserap oleh tumbuhan atau hewan yang memakan tumbuhan tersebut. Yang pasti, kandungan ini akan membuat kehidupan mereka terganggu, termasuk kita-kita bila kebetulan mengkonsumsi tumbuhan atau hewan yang sebelumnya mengkonsumsi zat-zat tersebut.
Membakar oli bekas pun tidak direkomendasikan. Karena membakar oli akan membuat polutan di udara semakin banyak, yang secara tidak langsung akan memberi efek buruk pada kesehatan kita. Efek jangka pendeknya adalah iritasi pada mata, kulit bahkan sesak nafas. Efek jangka panjangnya jika terkena terus menerus bisa mempengaruhi kesehatan otak, sistem reproduksi hingga mengakibatkan kanker.
Sebaiknya, tampunglah oli-oli bekas tersebut di wadah yang kosong. Lalu, coba cari informasi bengkel yang tahu tempat-tempat menampung oli bekas, sehingga kita tidak membuang langsung oli bekas tersebut. Atau, jika bertemu dengan petugas pengumpul sampah, minimal sampaikan kepadanya untuk membawa oli bekas itu dan sebutkan bahayanya jika membuang sembarangan. Kadangkala petugas pengumpul sampah malah tahu tempat penampungan oli-oli bekas. (astraworld/MLA)
gunung merapi kembali meletus
Jumat dinihari (5/11) Gunung Merapi kembali meletus. Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R. Sukhyar, letusan Gunung Merapi yang terjadi selama dua hari belakangan merupakan yang terbesar dalam kurun seabad terakhir sejarah letusan gunung tersebut. Letusan kali ini kembali memakan korban jiwa dan membuat pemerintah memperluas zona bahaya menjadi 20 km.
Sampingan selain main bola
? kamu tau gambar apa ini
+ au ah elap....
idih Aa eto.o genit dech....gemes aku..gemes aku...
? liatin dong punya aquuu...
+ nga ach bau lagian mantapan punya aq
aaahhhh...mas bram maen nya khasarrr
idihhhh kok bau-bau asem coy...belum cebok tadi ya
cium donk dikit aja.....nih aq juga pingin cium kamu..maen bibir nga??????? :-)
gua jilat juga lo
mau di goyang....tangan di atas
sini gua bisikin..tadi lo udah mandi lom
Toilet di mana ho...itu sit deket pohon mangga..... mana..?????
jo jilatin sepatu gw donk
weeeek nga kena..nga kena
Langganan:
Postingan (Atom)