Foto : Daylife.com
JAKARTA - Jepang kini tengah menghadapi masalah besar. Bencana multiefek itu pecah sejak Jumat 11 Maret.
Setelah diguncang gempa 8,9 SR dan diterjang tsunami hingga setinggi 10 meter, Jepang lalu dihadapkan dengan bahaya nuklir. PLTN Fukushima, yang menyuplai listrik 30 persen dari kebutuhan kelistrikan Jepang, mengalami kerusakan.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang berfungsi sebagai energi pembangkit di Negeri Sakura, mengalami ledakan. Satu per satu reaktor Fukushima mengalami kerusakan.
PLTN Fukushima Daiichi merupakan model awal reaktor air mendidih (BWR) yang terdiri dari enam unit. PLTN ini pertama kali dioperasikan pada 1971.
Kerusakan akibat tsunami menyebabkan kegagalan sistem pendingin. Kondisi itu membuat pelepasan hidrogen dari air sebagai akibat tingginya suhu di dalam struktur pelindung. Ledakan pun tak terhindari. Ledakan terjadi akibat meningkatnya gas yang mudah terbakar.
Struktur pelindung yang terbuat dari beton terbuka akibat ledakan. Menurut pejabat, pelindung reaktor tidak rusak sejauh ini, tidak ada kenaikan kadar radiasi. Pelelehan turbin bahan bakar bisa menyebabkan ledakan radioaktif yang bisa menembus reaktor.
Di awali dari kerusakan Reaktor No 1, pada Sabtu 12 Maret. Jarak aman yang semula ditetapkan 10 kilometer berubah menjadi 20 kilometer. Sebanyak 80 ribu penduduk pun diminta untuk meninggalkan lokasi tersebut.
Berikut kronologis bencana di Jepang:
Jumat, 11 Maret 2011
Gempa mengguncang Jepang. Badan meteorologi mengatakan gempa terjadi pada pukul 11.45 waktu setempat. Gempa berpusar di 150 kilometer lepas pesisir tenggara, sekira 440 kilometer tenggara Tokyo. Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer. Bangunan mengalami kerusakan.
Lalu tsunami hingga 10 meter datang, menghantam sepanjang pesisir Sendai. Data korban hingga kini masih terus bertambah. Sejumlah media melaporkan data yang berbeda-beda, namun diperkirakan korban tewas lebih dari 2.000 orang.
Sabtu 12 Maret 2011.
Terjadi ledakan di Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PLTN) Fukushima. Awalnya sumber ledakan itu masih simpang siur. Ledakan itu terjadi pada pembangkit No 1. Diperkirakan pendingin reaktor mengalami gangguan terimbas bencana gempa dan tsunami.
Badan Keselamatan Nuklir dan Industri (NISA) meminta penduduk untuk mengungsi 20 km dari lokasi. Ratusan ribu penduduk mengungsi.
Minggu 13 Maret 2011
Bantuan dari berbagai dunia mengalir ke Jepang. Amerika mengerahkan 50 ribu pasukannya.
Dunia mulai dihebohkan oleh bahaya radiasi nuklir. Ancaman itu tidak hanya membuat panik warga Jepang, tapi menjalar hingga ke negara lain.
Senin 14 Maret 2011.
Sistem pendingin PLTN No 3 tidak berfungsi dan terjadi ledakan di pembangkit No 4. Ketakutan bahaya radiasi kian meluas. Amerika memindahkan pesawat dan kapalnya, khawatir terkena bahaya radiasi.
Selasa 15 Maret 2011
Empat reaktor yang rusak akibat gempa, di Unit No 2 telah berhasil dimatikan. Perusahaan Listrik Tokyo (Tepco) mengatakan reaktor keempat di PLTN No 2 berhasil dimatikan pada pukul 07.00 pagi ini waktu setempat.
Radiasi yang keluar dari PLTN yang rusak diterjang tsunami terus meningkat drastis. Hal ini memaksa Pemerintah Jepang mengimbau para warga untuk tetap berada di dalam rumah untuk menghindari paparan radiasi.
Kepanikan melanda Tokyo setelah meningkatnya radiasi radioaktif dari PLTN di utara kota tersebut rusak akibat gempa. Beberapa penduduk mencoba meninggalkan Tokyo, sementara yang lainnya memenuhi persediaan makanan mereka.
(Diolah dari berbagai sumber)(rhs)
sumber :
http://international.okezone.com/read/2011/03/15/413/435056/radiasi-memancar-bahaya-nuklir-mengincar
Setelah diguncang gempa 8,9 SR dan diterjang tsunami hingga setinggi 10 meter, Jepang lalu dihadapkan dengan bahaya nuklir. PLTN Fukushima, yang menyuplai listrik 30 persen dari kebutuhan kelistrikan Jepang, mengalami kerusakan.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang berfungsi sebagai energi pembangkit di Negeri Sakura, mengalami ledakan. Satu per satu reaktor Fukushima mengalami kerusakan.
PLTN Fukushima Daiichi merupakan model awal reaktor air mendidih (BWR) yang terdiri dari enam unit. PLTN ini pertama kali dioperasikan pada 1971.
Kerusakan akibat tsunami menyebabkan kegagalan sistem pendingin. Kondisi itu membuat pelepasan hidrogen dari air sebagai akibat tingginya suhu di dalam struktur pelindung. Ledakan pun tak terhindari. Ledakan terjadi akibat meningkatnya gas yang mudah terbakar.
Struktur pelindung yang terbuat dari beton terbuka akibat ledakan. Menurut pejabat, pelindung reaktor tidak rusak sejauh ini, tidak ada kenaikan kadar radiasi. Pelelehan turbin bahan bakar bisa menyebabkan ledakan radioaktif yang bisa menembus reaktor.
Di awali dari kerusakan Reaktor No 1, pada Sabtu 12 Maret. Jarak aman yang semula ditetapkan 10 kilometer berubah menjadi 20 kilometer. Sebanyak 80 ribu penduduk pun diminta untuk meninggalkan lokasi tersebut.
Berikut kronologis bencana di Jepang:
Jumat, 11 Maret 2011
Gempa mengguncang Jepang. Badan meteorologi mengatakan gempa terjadi pada pukul 11.45 waktu setempat. Gempa berpusar di 150 kilometer lepas pesisir tenggara, sekira 440 kilometer tenggara Tokyo. Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer. Bangunan mengalami kerusakan.
Lalu tsunami hingga 10 meter datang, menghantam sepanjang pesisir Sendai. Data korban hingga kini masih terus bertambah. Sejumlah media melaporkan data yang berbeda-beda, namun diperkirakan korban tewas lebih dari 2.000 orang.
Sabtu 12 Maret 2011.
Terjadi ledakan di Pembangkit Tenaga Listrik Nuklir (PLTN) Fukushima. Awalnya sumber ledakan itu masih simpang siur. Ledakan itu terjadi pada pembangkit No 1. Diperkirakan pendingin reaktor mengalami gangguan terimbas bencana gempa dan tsunami.
Badan Keselamatan Nuklir dan Industri (NISA) meminta penduduk untuk mengungsi 20 km dari lokasi. Ratusan ribu penduduk mengungsi.
Minggu 13 Maret 2011
Bantuan dari berbagai dunia mengalir ke Jepang. Amerika mengerahkan 50 ribu pasukannya.
Dunia mulai dihebohkan oleh bahaya radiasi nuklir. Ancaman itu tidak hanya membuat panik warga Jepang, tapi menjalar hingga ke negara lain.
Senin 14 Maret 2011.
Sistem pendingin PLTN No 3 tidak berfungsi dan terjadi ledakan di pembangkit No 4. Ketakutan bahaya radiasi kian meluas. Amerika memindahkan pesawat dan kapalnya, khawatir terkena bahaya radiasi.
Selasa 15 Maret 2011
Empat reaktor yang rusak akibat gempa, di Unit No 2 telah berhasil dimatikan. Perusahaan Listrik Tokyo (Tepco) mengatakan reaktor keempat di PLTN No 2 berhasil dimatikan pada pukul 07.00 pagi ini waktu setempat.
Radiasi yang keluar dari PLTN yang rusak diterjang tsunami terus meningkat drastis. Hal ini memaksa Pemerintah Jepang mengimbau para warga untuk tetap berada di dalam rumah untuk menghindari paparan radiasi.
Kepanikan melanda Tokyo setelah meningkatnya radiasi radioaktif dari PLTN di utara kota tersebut rusak akibat gempa. Beberapa penduduk mencoba meninggalkan Tokyo, sementara yang lainnya memenuhi persediaan makanan mereka.
(Diolah dari berbagai sumber)(rhs)
sumber :
http://international.okezone.com/read/2011/03/15/413/435056/radiasi-memancar-bahaya-nuklir-mengincar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Di bawah ini Buat yang Belum Punya Akun Google/Blogger Bisa Di Ganti Dgn Anonymous
~ Berkomentarlah Dengan Sopan ~