Seksual lelaki tidak selalu harus berupa ereksi keras. Meskipun hampir semua percaya bahwa hubungan seks (ML) yang menyegarkan mutlak perlu senjata keras dari awal hingga lepas ejakulasi.
Definisi seks yang baik berubah dari intimasi dan kenikmatan menjadi pencapaian dan kehebatan penampilan di ranjang.
Terapis seks dan psikolog klinis Dr Jeanne Shaw, menuliskan kepada portal para dokter WebMD, bahwa fokus itu mesti dikembalikan ke hubungan berpasangan.
"Ereksi keras belum tentu pancaran seksual. Sebab itu berasal dari dalam diri yang dirasakan oleh Anda sendiri," jelas Dr Shaw. Karena bisa saja menjadi, merasa, dan berperilaku sensual tanpa ereksi sama sekali. Penis bukan satu-satunya organ tubuh yang dapat digunakan sebagai perangkat seks.
Seperti kata Dr Shaw, kerancuan antara perilaku genital dan perilaku seksual menjadi pemicu munculnya ketidakjujuran dan ketidakpuasan. Seseorang bisa saja mempunyai perilaku genital dengan atau tanpa merasa seksual. Dalam hal ini baik lelaki ataupun perempuan dapat berpura-pura.
Banyak lelaki yang ereksi keras lalu penetrasi dan tiba-tiba menjadi lembek, namun berpura-pura orgasme sebab ingin tampil sempurna. Mereka tidak mengatakan, "Kali ini tidak orgasme, barangkali lain waktu. Namun demikian, dekat dan bercinta denganmu sudah cukup membahagiakan."
Selama berpraktek Dr Shaw mengatakan, kondisi fisik tidak merecoki kehidupan seksual lelaki. Justru masalah psikologislah penyebab sebagian besar ketidakpuasan seksual.
Masalah seks pada pria lebih banyak dipicu oleh perasaan terasing, gelisah, dan ketidakmampuannya berkomunikasi dengan pasanganRealitycentre
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Di bawah ini Buat yang Belum Punya Akun Google/Blogger Bisa Di Ganti Dgn Anonymous
~ Berkomentarlah Dengan Sopan ~